Tanda-tanda Resesi Ekonomi dan Tips Menghadapinya
Perekonomian suatu negara adalah wajar bila mengalami fluktuasi dalam suatu kurun waktu tertentu. Produktifitas ekonomi kadang naik, kadang stagnan, dan kadang turun. Namun, bila fluktuasi tersebut terlalu tajam dan berlangsung lama, maka bisa dikatakan ekonomi negara tersebut sedang mengalami resesi atau krisis.
Resesi adalah suatu keadaan di mana kegiatan ekonomi suatu negara mengalami kelesuan atau penurunan. Hal tersebut dapat dilihat pada berbagai indikator makroekonomi seperti tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) minus, tingkat daya beli masyarakat turun, indeks pasar modal turun, harga-harga barang dan jasa turun, sektor dunia usaha lesu, tingkat suku bunga bank rendah, tingkat pengangguran meningkat drastis, dan beberapa indikator lainnya.
Tanda-tanda resesi seperti disebutkan di atas sudah tampak jelas pada perekonomian Indonesia. Lebit tepatnya, jika terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut (sampai akhir September 2020), maka ekonomi negara ini mengalami resesi.
Ada beberapa tips yang perlu Anda persiapkan untuk menghadapi resesi ekonomi antara lain penghematan pengeluaran, realokasi anggaran rumah tangga dari yang kurang penting ke hal-hal yang lebih penting dan mendesak, mencari alternatif pemasukan, bercocok tanam di polybag dan hidroponik, mengajukan restrukturisasi pinjaman ke bank, fintech, atau leasing, dan lain-lain.
Penghematan pengeluaran erat kaitannya dengan istilah cash is the king. Uang cash menjadi raja di masa-masa sulit, karena itu berhematlah. Anda harus bisa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan. Keinginan adalah sesuatu yang bisa ditunda, sedangkan kebutuhan adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda.
Realokasi anggaran rumah tangga dari hal yang kurang penting ke hal yang lebih penting. Misalnya pengeluaran untuk piknik ke luar kota atau luar negeri, uangnya bisa dialokasikan untuk tabungan dana siaga. Contoh lainnya, bila Anda ingin membeli rumah, mungkin bisa ditunda dulu dengan mencari rumah kontrakan sampai situasi ekonomi normal kembali.
Mencari alternatif pemasukan di masa resesi memang sangat sulit, tapi Anda tidak boleh menyerah dengan keadaan, karena Sang Maha Pencipta tidak akan sampai membiarkan mahluk ciptaannya jatuh tergeletak. Bisnis olahan makanan rumahan mungkin bisa jadi alternatif.
Bercocok tanam di lahan pekarangan sempit, polybag dan hidroponik bisa menjadi pilihan. Untuk menunjang ketahanan pangan keluarga, Anda bisa menghemat uang belanja kebutuhan sehari-hari dengan budidaya tanaman sayuran seperti cabe rawit, tomat, sawi hijau, seledri, daun loncang, wortel, jagung, jeruk nipis, dan lain-lain.
Bila Anda memiliki pinjaman di bank atau leasing, tidak usah gengsi untuk mengajukan relaksasi atau restrukturisasi kredit. Dengan begitu Anda bisa memperoleh keringanan berupa penundaan pembayaran cicilan utang pokok selama beberapa bulan sesuai kesepakatan dengan pihak bank, leasing, fintech atau koperasi.
Komentar
Posting Komentar